Tak terasa kita semua sudah tiba dipenghujung tahun 2016. Banyak hal yang sudah kita semua alami. Baik itu hal yang menyenangkan dan juga hal hal yang menyedihkan. Semoga akan ada hikmah dibalik semua yang kita alami.
Seperti yang aku dan keluarga besar hadapi. Dimulai dengan cerita sakitnya ayuk tercinta di akhir bulan maret 2016. Berhubung ayuk masih sendiri dan hidup dirantau di Jakarta. Maka orangtua yang kebetulan waktu itu masih ada betul betul kepikiran. Apalagi ibu yang tentunya sangat sangat risau memikirkan anaknya yang sedang sakit dan jauh darinya. Akhirnya diputuskan ayuk harus pulang dulu jika keadaannya nanti agak membaik.
Berhubung waktu itu saudara laki laki atau adik ga bisa buat menjemput ke Jakarta karena kerja, akhirnya diputuskan aku yang berangkat. Dan mendadak aku ijin kerja dulu juga terpaksa pergi seorang diri. Karena disamping mengirit ongkos pesawat juga karena gak mungkin mengajak anak yang masih sekolah dan akan tambah merepotkan nantinya.
Aku pergi ke Jakarta melalui jalur darat dan udara. Walaupun pesawat ke Jakarta sudah bisa langsung dari daerahku, tetapi waktu itu karena mendadak aku ga dapat tiket. Terpaksa pesan lewat daerah Bengkulu dan kebetulan ada. Dari daerahku ke Bengkulu lumayan juga jaraknya. Kurang lebih memakan waktu 4 jam. Aku berangkat naik travel pukul 08.00 wib. Dan tiba di Bengkulu pukul 12.30 wib. Ga keburu mau makan siang. Ga apalah yang penting tidak terlambat chek in nya nanti. Pesawat berangkat pukul 14.30 wib dan tiba diJakarta pukul 15.45 wib. Memang ini bukan pertama kalinya aku keJakarta. Tapi ini kali pertama aku pergi sendiri setelah sekian lama. Aku cuma yakin bahwa Allah akan melindungi dan menjaga aku selama dijalanan. Kuikuti saja petunjuk ayuk untuk naik apa dan berhentinya nanti dimana. Alhamdulillah nyampe dengan selamat dikost ayuk. Senang sekalgus sedih bertemu dengan ayuk apalagi dalam keadaan dia sedang sakit.
Kurang lebih lima hari di Jakarta dan keadaan ayuk agak mendingan maka kami berdua memutuskan untuk pulang dulu kerumah orang tua di sumatera. Kami naik pesawat langsung tujuan jakarta lubuklinggau. Hampir saja kami tidak bisa pulang pada hari itu. Dikarenakan kondisi ayuk yang tidak memungkinkan untuk berjalan. Maka ayukpun minta didorong dengan kursi roda. Ternyata banyak juga urusannya dibelakang. Apalagi kebetulan surat keterangan sakit dari dokter ga tau kemana. Mungkin karena buru buru. Apalagi barang bawaan ayuk cukup banyak yang dibawa pulang. Terpaksa ayuk harus diperiksa lagi diklinik bandara. Setelah diperiksa dokter dan ayuk merasa sanggup untuk terbang kamipun diantar petugas bandara langsung menuju pesawat yang akan membawa kami pulang. Alhamdulillah, hampir saja kami batal berangkat.
Kami berangkat siang dan nyampe dilubuklinggau kurang lebih jam 16.30 wib.Orangtuaku senang karena kami telah sampai dengan selamat.
Keadaan ayuk rupanya belum begitu membaik. Kurang lebih seminggu dirumah ibu ayuk sakit lagi dan harus dirawat di rumah sakit. Rupanya ayuk mengidap sakit maag yang cukup parah. Lima hari dirumah sakit ayukpun kemudian sudah diperbolehkan pulang.
14 April kami kumpul sekeluarga besar sekedar merayakan ulangtahun ibunda tercinta. Senang bisa kumpul bersama. Ternyata itu terakhir kali ayah dan kami merayakan ultah bersama ibu. Sepuluh hari kemudian ayahpun berpulang menghadap sang pencipta. Kami semua merasa tak percaya akan semua ini. Walaupun selama ini memang ayah sering keluar masuk rumah sakit. Apalagi ayah meninggal dalam keadaan sehat dirumah. Sedih hati kami karena tak bisa merawat ayah lagi seperti biasanya.
Seperti tradisi didaerah kami sepeninggal ayah kami mengadakan acara yasinan dirumah dari hari pertama sampai hari ketujuh. Dan juga ada pula acara yasinan 40 hari. Biasanya kami mengundang tetangga dekat dan jauh. Juga seluruh sanak keluarga. Akan tetapi seminggu sebelum acara 40 hari ayah tiba tiba ibu terjatuh dikamar mandi. Dan kepalanya terantuk sesuatu hingga berdarah.
Cuma waktu itu ibu tidak tau dan tidak merasakannya. Baru ketauan pas adik kekamar ibu dan dibantalnya sudah banyak darah yang keluar dari kepala ibu. Cepat cepat kami semua membawa ibu kerumahsakit.
Syukurlah ibu bisa ditolong dan luka dikepala ibu harus dijahit. Karena dikhawatirkan darah akan terus mengalir jika tidak dijahit. Untuk itu semua ibu diharuskan diopname dulu dirumah sakit sampai keadaan membaik. Karena acara 40hari ayah sudah semakin dekat jadi kami semua sibuk bolak balik rumah dan kerumah sakit. Untungnya 2 hari sebelum acara tersebut ibu sudah boĺeh pulang. Alhamdulillah pula acara yasinan 40 hari ayah juga berjalan dengan lancar. Sepeninggal ayah aku lebih sering main dirumah ibu.
Juga pada waktu puasa ramadhan biasanya aku gak pernah sholat tarawih di masjid dekat rumah ibu. Tapi kali ini aku dan anakku lebih sering sholat di masjid dekat rumah ibu bersama dengan ayukku.
Kondisi kesehatan ibu sejak ditinggal ayah semakin menurun. Walaupun ibu masih rajin mengikuti kegiatan manasik haji seperti biasanya. Karena waktu keberangkatan tinggal beberapa bulan lagi.
Lebaran idul fitri kami berkumpul seperti biasa dirumah ibu. Ini lebaran kali pertama tanpa kehadiran ayah lagi. Serasa sekali ada yang kurang pada lebaran ini. Apalagi bulan puasa biasanya selalu ada tape ketan hitam dan juga lemang dari beras ketan kesukaan beliau. Juga harus ada kolak pisang kesukaan kami semua. Meski puasa dan lebaran tanpa ayah lagi kami harus tetap semangat demi ibu.
Seminggu setelah lebaran kami sekeluarga besar pergi ke acara syukuran pernikahan anak kakak sepupu yang cukup jauh tempatnya. Kurang lebih 3 jam diperjalanan. Ibu juga ikut. Kami disana menginap semalam. Acara berjalan dengan lancar. Selesai acara kami memutuskan pulang. Karena sepertinya ibu juga kurang enak badan. Kami pun pulang kerumah.
Entah karena kecapekan atau memang kebetulan. Sepulang dari acara tersebut ibu sakit panas. Dan selama beberapa hari belum sembuh juga meski sudah berobat kedokter. Akhirnya kami semua memutuskan kerumah sakit. Dan benar seperti dugaan kami, ibu harus dirawat inap. Kami berharap dengan dirawat dirumah sakit ibu bisa segera sembuh. Tetapi beberapa hari dirawat ibu belum sembuh juga. Dan seminggu setelah dirawat dokter menyarankan agar ibu dirawat di rumah sakit palembang. Karena tidak tersedia alat yang diperlukan untuk perawatan ibu. Kamipun sekeluarga besar segera berembuk dan setuju dengan rencana tersebut.
Segera setelah rumah sakit yang akan dituju sudah siap, kamipun segera berangkat. Lumayan jauh perjalanan yang kami tempuh. Apalagi aku naik dimobil ambulance menemani ibu yang sedang sakit keras. Sungguh pengalaman yang menyedihkan buat kami semua. Tapi kami cuma berharap kesembuhan ibu yang utama. Setelah melewati berbagai rintangan dijalan, kamipun sampai di rumah sakit yang dituju pas tengah malam. Alhamdulilah. Segera ibupun diperiksa oleh dokter dan dilakukan macam macam tes dengan macam macam alat.
Cukup lama kami menunggu di ruang IGD. Baru siangnya kami boleh masuk ruangan. Berhubung kami datang dari jauh maka perlengkapan kamipun hampir memenuhi ruangan. Beberapa hari dirawat masih belum diketahui apa penyakit ibu. Disamping sakit yg selama ini kami ketahui. Dokterpun masih belum tau apakah ibu harus menjalani operasi atau tidak. Sepertinya keadaan ibu tidak lebih membaik. Kami semua enam saudara semua menjaga ibu.
Empat hari selama ibu dirawat aku memutuskan untuk pulang dulu sebentar. Mumpung saudara yang lain menjaga ibu. Aku pulang sendiri naik kereta api. Sewaktu aku pulang keadaan ibu masih sadar. Aku tiba dirumah hampir menjelang magrib. Keesokan paginya aku bekerja seperti biasa. Sambil menanyakan kabar ibuku. Menurut saudaraku ibu semalam gak sadar sampai sekarang. Pikiranku langsung kacau. Aku baru saja sampai sore kemarin. Aku masih bingung apa yang harus aku lakukan. Menjelang magrib aku kembali menelpon ayukku dan menurut mereka ibu masih belum sadar. Dan kalau aku mau sebaliknya malam itu juga pergi lagi ke Palembang.
Akhirnya setelah berembuk dulu dengan keluarga yang lain akupun malam itu juga langsung berangkat bersama keponakan perempuanku. Kami naik kereta malam agar menjelang subuh bisa sampai di Palembang. Perasaanku campur aduk antara sedih, capek dan sebagainya. Aku hanya berharap yang terbaik bagi ibu. Subuh kamipun tiba langsung kami beristirahat dulu.
Pukul 09.00 wib kamipun semua segera ke rumahsakit. Tentunya keluargaku yang lain ada yang menunggui ibu. Aku lihat ibu masih belum sadar juga. Kami semua sedih dan berdoa. Kami semua menunggu ibu karena rencana ibu akan dipindahkan ke ruangan ICU. Tengah hari ibupun segera dipindahkan kesana. Kami semua berkumpul dan menunggu ibu disebelah ruangannya. Karena untuk menjaga ibu hanya diperbolehkan satu orang dan itupun juga bergantian. Waktu itu kami semua berembuk untuk mencari tempat tinggal sementara karena belum tau ibu sampai berapa lama dirawat diruangan Icu. Waktu sholat ashar tiba kamipun semua sholat bersama di mushola rumah sakit tersebut. Kami ingin berdoa agar ibu diberikan jalan yang terbaik dari Állah SWT. Selesai sholat kami kembali ketempat semula. Rasanya belum beberapa lama kami duduk perawat dari ruangan ICU memanggil salah seorang dari kami. Waktu itu ayuk yang masuk.
Rupanya keadaan ibu semakin memburuk. Selang beberapa waktu kemudian perawat kembali memanggil kami dan semua diperbolehkan masuk. Kamipun semuanya masuk dan melihat keadaan ibu. Rupanya ibu telah pergi menghadap Illahi Rabbi. Kami semuapun menangis dan berucap Innalilahi waina ilaihi rojiun. Antara sedih, panik kami semuapun saling bertangisan. Tak menyangka ibupun akan segera meninggalkan kami. Inilah jawaban dari doa kami ya Allah dan kamipun percaya semua ini adalah takdir darimu. Segera kami semua mengurus segala sesuatunya agar bisa segera membawa jenazah ibu pulang. Untung juga ada sahabat smp ku dulu yang ikut membantu kami.
Hampir menjelang magrib kami baru bisa berangkat kelubuklinggau. Aku kembali naik mobil ambulance ditemani saudara yang lain dan sebagian lagi naik kendaraan yang lain. Tepat tengah malam kurang lebih jam satu kami semua tiba dirumah. Disana sudah ada tenda dan keluarga yang lain menanti kami dan ibu. Duh sedihnya kami harus pulang dan tak berhasil menyembuhkan ibu. Keesokan harinya kami semua segera melaksanakan pemakaman ibu. Ada yang membuat kami sangat bersedih dengan kepergian ibu karena ibu meninggal tepat sepuluh hari sebelum berangkat ketanah suci. Harusnya ibu juga berangkat ketanah suci bersama jemaah yang lain. Tapi kami percaya Allah lebih tahu yang terbaik buat ibu. Syukur alhamdulillah kami sekeluarga sudah membakdalkan haji ibu dan ayah pada musim haji tahun ini juga. Semoga dapat diterima sebagai ibadah orangtua kami oleh Allah SWT. Insyaallah kami akan selalu mendoakan kalian ayah dan ibu sayang. Tak terasa airmata ini kembali berlinang ketika aku mengingat kalian. Terasa pedih hati ini.
Sekarang tak terasa kita semua sudah dipenghujung tahun 2016. Semoga semua cobaan yang kami terima ditahun ini tetap membuat kami tabah dan ikhlas menerimanya. Semoga tahun baru yang akan segera tiba dapat memberikan keberkahan dan juga keberuntungan. Dijauhkan kami semua dari bala bencana.
Happy new year 2017 semua doa dan harapan baik semoga dapat terlaksana ditahun ini. Aamiin ya robbal alamin.
https://www.farizza2612.blogspot.com/
Comments
Post a Comment